- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kontak
Perkasa Marein. Meskipun Kamis (6/10) sore sempat terkoreksi, harga minyak
mentah masih dalam tren kenaikan sebagaimana prediksi para analis. Mengutip
data Bloomberg, pukul 16.38 WIB, minyak West Texas Intermediate (WTI)
pengiriman November di New York Mercantile Exchange sedikit tergelincir 0,10%
ke level US$49,78 per barel setelah sesi sebelumnya pada level US$49,83 per
barel.
Kini
secara perlahan-lahan minyak mulai bangkit kembali. Pada pukul 20.06 WIB,
minyak WTI menanjak ke level US$50,24 per barel. Ini merupakan kali pertama
minyak berada di atas US$50 per barel sejak Juni.
Analis
SoeGee Futures Nizar Hilmy melihat, harga minyak memang sudah diprediksi akan
melonjak naik pasca pertemuan informal negara-negara anggota Organization of
the Petroleum Exporting Countries (OPEC) di Aljazair.
"Pada
pertemuan itu, mereka sepakat untuk mengurangi produksi sampai 33 juta barel
per hari, bahkan mereka mencari peluang untuk mengajak negara-negara yang bukan
anggota OPEC untuk ikut menurunkan output produksi mereka, dan hal itu membantu
mengangkat sedikit harga minyak di pasar," katanya.
Nizar
juga menilai koreksi tipis harga minyak pada Kamis (6/10) juga ditopang oleh
momentum perjanjian negara-negara anggota OPEC dua pekan lalu yang mulai
menurun. Apalagi, pada Kamis (6/10) ini, Aramco, perusahaan plat merah Arab
Saudi malah memberi korting pada harga jual minyaknya sampai 45 sen per barel
untuk pasar di Asia.
Selain
itu, untuk ekspor di pasar AS dan Eropa, Aramco berencana untuk memotong harga
jualnya pada bulan November tahun ini. Pemotongan harga jual ini, menurut Nizar
adalah sebuah pembuktian bahwa supply di pasar minyak mentah masih berlimpah,
maka pemangkasan output produksi OPEC diharapkan segera terealisasi.
Apalagi,
karena tren harga minyak sedang baik, orang cenderung untuk profit taking.
"Namun harga minyak rasanya masih akan tetap bullish karena banyak
faktor,” prediksi Nizar.
Dia
melihat, ke depan harga minyak akan tergantung sejauh mana kesepakatan
negara-negara OPEC di Aljazair dipatuhi dan dijalankan. Kalau pemangkasan ini
benar-benar terjadi, akan ada perubahan yang signifikan terhadap pasokan minyak
mentah dunia dan memicu tren kenaikan harga minyak lebih tinggi.
Selain
itu, di benua Amerika sedang banyak badai berkecamuk hingga akhir tahun. Hal
ini diyakini Nizar sebagai faktor penghambat produksi minyak global, sehingga
dapat kembali menggenjot harga.
( Sumber : Kontan.co.id )
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya