Indeks Saham Tokyo Dibuka Lebih Rendah

Google dan Facebook Kena Tipu Rp1 Triliun


Kontak Perkasa - Menyandang status sebagai perusahaan teknologi terbesar di Amerika Serikat, rupanya tidak membuat Google dan Facebook aman dari tindakan penipuan di dunia maya. Google dan Facebook beberapa waktu lalu dilaporkan menjadi korban penipuan dengan kerugian lebih dari US$100 juta atau lebih dari Rp1 Triliun.

Dilansir dari The Guardian, dua perusahaan raksasa ini ditipu oleh seorang pria Lithuania dengan meminta perusahaan mengirim uang lebih dari US$100 juta.

Pria bernama Evaldas Rimasauskas ini ditangkap dengan tuduhan penipuan, pencucian uang dan pencurian identitas untuk meniru Quanta Computer.

Quanta Computer diketahui sebagai produsen elektronik asal Taiwan. Ia menangani beberapa klien besar seperti Google, Facebook dan Apple.

Sebuah investigasi dari Fortune menunjukkan, Evaldas dilaporkan mengirim faktur palsu kepada Google dan Facebook, yang membuat kedua perusahaan ini membayar lebih dari Rp1 T.

"Kami mendapatkan kembali uang tersebut tidak lama setelah insiden dan sudah berkoordinasi dengan penegak hukum dalam investigasi," ungkap Facebook dalam pernyataan resminya.

Google juga menuliskan,"Sudah terdeteksi ada penipuan terhadap tim manajemen vendor kami dan kami segera memberi tahu otoritas terkait. Kami memperoleh kembali uang tersebut dan kami senang masalah ini terselesaikan."

Kasus ini menunjukkan isu penipuan berbasis daring dan phishing (menipu dengan memancing korban memberi informasi personal seperti kata sandi dan kartu kredit), adalah sebuah isu serius.

Kini teknik penipuan semakin canggih. Kantor Audit Nasional pada Desember memperingatkan bahwa begara sekelas Inggris pun masih 'miskin' persiapan untuk mengantisipasi penipuan berbasis daring.

Imbasnya, konsumen di Inggris terbebani setidaknya 14,8 miliar poundsterling atau sekitar Rp254 triliun akibat tindakan kriminal yang tidak dilaporkan seperti penipuan pemasaran dan pemalsuan barang.

Dari kasus ini, konsumen sebaiknya melakukan pengecekan ulang ketika ada permintaan informasi personal atau yang berkaitan dengan uang. Jika Google dan Facebook saja pernah menjadi korban penipuan, bukan hal yang mustahil pengguna biasa bisa tertipu juga. CNNIndonesia.com