Indeks Saham Tokyo Dibuka Lebih Rendah

Kontak Perkasa | Lepas Saham, CEO Intel Dituding Sembunyikan Isu Bug Prosesor

Lepas Saham, CEO Intel Dituding Sembunyikan Isu Bug Prosesor 

Kontak Perkasa - Intel menghadapi sorotan panas setelah muncul kabar bahwa pemimpin eksekutif mereka, Brian Krzanich, menjual sebagian sahamnya pada November lalu setelah menerima laporan soal isu bug Spectre dan Meltdown pada prosesor.

Spectre dan Meltdown merupakan celah yang bisa dimanfaatkan para peretas untuk mencuri informasi tanpa diketahui pengguna gawai itu sendiri. Permasalahan ini membuat raksasa-raksasa teknologi dunia seperti Amazon, Google dan Apple kini berlomba-lomba untuk mencari jalan keluar.

Dikutip dari Reuters, kelemahan pada prosesor ini diketahui Google sejak pertengahan tahun lalu, dan langsung dilaporkan kepada Intel dan beberapa perusahaan pembuat prosesor lainnya. Google menyatakan bahwa mereka melaporkan soal Spectre pada 1 Juni 2017 dan Meltdown pada 28 Juli 2017.


Hanya saja, laporan soal cacat pada prosesor ini baru terungkap ke publik dalam beberapa hari terakhir.

Pada kuarter keempat tahun lalu, CEO Brian Krzanich, dalam beberapa tahapan menjual nyaris 900 ribu saham. Berdasarkan laporan TechCrunch, saat ini Krzanich hanya memegang 250 ribu saham, atau nilai minimal yang harus dipegang oleh CEO Intel.

Juru bicara perusahaan mengatakan kepada Bloomberg bahwa penjualan saham itu tak terkait masalah keamanan yang kini sedang mereka hadapi, tapi sudah sudah disetujui dan direncanakan jauh-jauh hari.

Sebagai catatan, proses pelepasan saham sendiri merupakan hal biasa dilakukan oleh pemimpin eksekutif perusahaan dan bukan merupakan indikasi performa. Hanya saja, biasanya seorang CEO memegang saham lebih besar dari syarat minimal sebagai sinyak kepercayaan bagi para pemodal.


Berlomba-lomba Pembaruan

Isu Spectre dan Meltdown membuat nyaris seluruh prosesor mikro yang diproduksi Intel, AMD, dan ARM dalam kurun 10 tahun terakhir terpengaruh.

Tidak ada komputer atau perangkat telepon genggam yang bisa berfungsi tanpa komponen berukuran mini yang berperan sebagai "pusat syaraf" pengeksekusi program dan aplikasi itu.

Hal inilah yang membedakan masalah keamanan Spectre dan Meltdown ini dari sebelum-sebelumnya, yang biasanya berkutat di masalah piranti lunak, ketimbang piranti keras.


Chris Morales, kepala keamanan sekuritas di Vectra, menyatakan bahwa secara teori, Spectre dan Meltdown bisa membuat seorang pengguna bisa mengakses memori suatu gawai dan mendapatkan informasi-informasi penting yang tersimpan di dalamnya. Misalnya saja kata sandi sistem.