- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Kontak Perkasa - Harga minyak terperosok satu persen setelah muncul
kekhawatiran kenaikan produksi minyak di AS, Libya, dan Nigeria. Hal ini
berpotensi mengganggu upaya organisasi negara-negara pengeskpor minyak
(Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) dalam memangkas
produksi.
Dilansir Reuters, Selasa (20/6), persediaan OPEC meningkat pada Mei lalu, seiring perbaikan produksi di Libya dan Nigeria, dua negara yang dikecualikan dari kebijakan pembatasan produksi. Produksi Libya telah meningkat lebih dari 50 ribu barel per hari setelah perusahaan minyak nasional menyelesaikan sengketa dengan perusahaan asal Jerman, Wintershall.
Dilansir Reuters, Selasa (20/6), persediaan OPEC meningkat pada Mei lalu, seiring perbaikan produksi di Libya dan Nigeria, dua negara yang dikecualikan dari kebijakan pembatasan produksi. Produksi Libya telah meningkat lebih dari 50 ribu barel per hari setelah perusahaan minyak nasional menyelesaikan sengketa dengan perusahaan asal Jerman, Wintershall.
Sejumlah analis memperkirakan kenaikan produksi minyak mentah AS juga
menyumbang persediaan global. Data pada hari Jumat lalu menunjukkan, ada
rekor tambahan aktivitas pengeboran minyak dalam 22 pekan
berturut-turut.
Presiden Lipow Oil Associates yang bertempat di Houston, negara bagian Texas, Andrew Lipow mengatakan, saat ini, banyak tanker yang digunakan untuk penyimpanan minyak. Selain itu, banyak minyak mentah dari Afrika Barat, serta Eropa ditawarkan ke Meksiko. Padahal, wilayah Teluk Meksiko merupakan pengekspor minyak mentah jenis light sweet.
"Tentunya, ini adalah tanda bahwa pasar masih kelebihan pasokan," ujar Lipow.
Akibatnya, harga Beent LCOc1 melemah US$0,46 per barel ke angka US$46,91 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) melemah US$0,54 per barel ke angka US$44,20 per barel. Kedua posisi itu merupakan yang terlemah sejak bulan November 2016 silam.
Presiden Lipow Oil Associates yang bertempat di Houston, negara bagian Texas, Andrew Lipow mengatakan, saat ini, banyak tanker yang digunakan untuk penyimpanan minyak. Selain itu, banyak minyak mentah dari Afrika Barat, serta Eropa ditawarkan ke Meksiko. Padahal, wilayah Teluk Meksiko merupakan pengekspor minyak mentah jenis light sweet.
"Tentunya, ini adalah tanda bahwa pasar masih kelebihan pasokan," ujar Lipow.
Akibatnya, harga Beent LCOc1 melemah US$0,46 per barel ke angka US$46,91 per barel. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) melemah US$0,54 per barel ke angka US$44,20 per barel. Kedua posisi itu merupakan yang terlemah sejak bulan November 2016 silam.
Harga Brent dan WTI telah turun 15 persen sejak akhir bulan lalu, ketika
anggota OPEC berjanji akan memperpanjang kebijakan pemangkasan produksi
dalam waktu 9 bulan berikutnya sebesar 1,8 juta barel per hari.
Tak cuma itu, terdapat pula sinyal penurunan permintaan di Asia sebagai wilayah dengan konsumsi minyak tertinggi di dunia. Contohnya, impor ke Jepang turun 13,5 persen pada Mei dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, India mengambil impor minyak mentah 4,2 persen lebih sedikit di periode yang sama. CNNindonesia.com
Tak cuma itu, terdapat pula sinyal penurunan permintaan di Asia sebagai wilayah dengan konsumsi minyak tertinggi di dunia. Contohnya, impor ke Jepang turun 13,5 persen pada Mei dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara, India mengambil impor minyak mentah 4,2 persen lebih sedikit di periode yang sama. CNNindonesia.com
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya