- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Pertamina dan Inalum Patungan Bikin Pabrik Bahan Baku Aluminium
Kontak Perkasa - PT Pertamina (Persero) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) (Inalum) akan membuat perusahaan patungan alias joint venture untuk membangun pabrik calcined petroleum di Dumai, Riau. Calcined petroleum merpakan salah satu bahan baku pembuatan aluminium.
Rencana pembuatan perusahaan patungan ini pun sempat disinggung Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno lantaran tak kunjung direalisasikan.
"Kayanya sejak tiga tahun saya di sini enggak kelar-kelar. Sampai pernah saya pikir kalau perlu saya tongkrongin nih Pertamina," kata Rini di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (29/9/2017).
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko Pertamina, Gigih Prakoso, dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera menuntaskan kerja sama dengan Inalum. Perusahaan patungan ini 75% sahamnya dimiliki Pertamina dan 25g dimiliki Inalum.
"Nanti sore kita tuntaskan joint venture Pertamina dengan Inalum, dan ini sepenuhnya menjadi 75% Pertamina, Inalum 25%, supaya cepat kita selesaikan untuk kontruksinya," kata Gigih.
Gigih mengungkapkan pihaknya masih mengkaji bersama dengan Inalum mengenai besaran investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik bahan baku aluminium tersebut. Sehingga tahun depan bisa dimulai pembangunannya.
"Rencana kalau bisa secepatnya. Kita mau kajian dulu sama Inalum. Mudah-mudahan tahun depan bisa mulai penyiapannya," ujar Gigih.
Rencana pembuatan perusahaan patungan ini pun sempat disinggung Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno lantaran tak kunjung direalisasikan.
"Kayanya sejak tiga tahun saya di sini enggak kelar-kelar. Sampai pernah saya pikir kalau perlu saya tongkrongin nih Pertamina," kata Rini di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (29/9/2017).
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko Pertamina, Gigih Prakoso, dalam kesempatan yang sama mengungkapkan bahwa pihaknya akan segera menuntaskan kerja sama dengan Inalum. Perusahaan patungan ini 75% sahamnya dimiliki Pertamina dan 25g dimiliki Inalum.
"Nanti sore kita tuntaskan joint venture Pertamina dengan Inalum, dan ini sepenuhnya menjadi 75% Pertamina, Inalum 25%, supaya cepat kita selesaikan untuk kontruksinya," kata Gigih.
Gigih mengungkapkan pihaknya masih mengkaji bersama dengan Inalum mengenai besaran investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan pabrik bahan baku aluminium tersebut. Sehingga tahun depan bisa dimulai pembangunannya.
"Rencana kalau bisa secepatnya. Kita mau kajian dulu sama Inalum. Mudah-mudahan tahun depan bisa mulai penyiapannya," ujar Gigih.