Indeks Saham Tokyo Dibuka Lebih Rendah

Kontak Perkasa | Jack Ma Resmi Anti Bitcoin

Jack Ma Resmi Anti Bitcoin

Kontak Perkasa - Sempat mengaku bingung terhadap salah satu mata uang digital ini, CEO Alibaba Jack Ma kini memutuskan untuk berada di kubu anti Bitcoin.

Dikutip dari South China Morning Post, Selasa (22/5/2018), dalam acara World Intelligence Congress di Tianjin, China, Jack Ma mengungkapkan terdapat satu celah yang dimiliki Bitcoin.

"Terdapat gelembung pada Bitcoin, namun tidak gelembung di teknologi blockchain," ujarnya.

Baca juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas

Gelembung, atau bubble, adalah istilah dalam ilmu ekonomi yang merujuk pada kegiatan perdagangan terhadap sebuah aset dalam volume besar sehingga kisaran harganya jauh melampaui dari nilai intrinsiknya. Menurut Jack Ma, Bitcoin mengalami hal tersebut.

Meski sikapnya tampak anti dengan cryptocurrency tersebut, namun dirinya tidak menutup mata terhadap teknologi yang melatar belakangi seluruh transaksi menggunakan Bitcoin, yaitu blockchain. Secara personal, ia mengaku bahwa dirinya cukup percaya diri terhadap teknologi satu ini.

Pria bernama asli Ma Yun itu juga mengatakan bahwa blockchain merupakan solusi atas keamanan dan privasi, terlebih dalam keuangan berbasis internet yang memproses perdagangan bernilai triliunan. Meski begitu, ia tidak setuju jika teknologi ini diaplikasikan untuk menjalankan Bitcoin demi menghasilkan uang.

"Jejaring sosial mungkin tidak butuh blockchain, tapi kita tetap harus beralih ke sana, karena jika tidak, itu akan berakibat fatal," ucapnya.

Selaras dengan pemikiran Jack Ma, Alibaba pun sudah melakukan penelitian mengenai teknologi yang fungsinya seperti buku besar tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Bahkan, raksasa e-commerce itu pun mendudukui peringkat pertama dalam pendaftaran paten terhadap aplikasi blockchain secara global pada 2017.

Baca juga : 2018, Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka

Sepanjang tahun lalu itu, Alibaba telah mendaftarkan 43 paten penerapan blockchain, dengan Bank of America menjadi pesaing terdekat lewat 33 paten. Angka tersebut berdasarkan data dari IPRdaily, penyedia informasi mengenai kekayaan intelektual.

Selain Alibaba, sejumlah perusahaan asal Negeri Tirai Bambu lainnya juga sudah menerapkan teknologi blockchain di berbagai sektor. Mereka adalah Xiaomi dengan game berbasis blockchain berjudul Jiamitu, Cainiao yang menerapkan teknologi tersebut dalam pengiriman logistik, Ofo lewat badan penelitian blockchain, serta salah satu unit bisnis dari Mobike.

Demam blockchain pun tidak hanya merambah ke perusahaan yang sudah dikatakan besar, sejumlah startup yang bergerak di bidang itu pun juga sudah cukup banyak. Hal tersebut terlihat dari 41% dari total pendanaan terhadap startup tertuju pada perusahaan rintisan yang bergerak di bidang terkait dengan blockchain.

"Blockchain menjadi bahan perbincangan hangat saat ini, tapi tidak semua perusahaan bisa menerapkan teknologi ini. Terlalu banyak orang-orang yang menjual produk berbasis blockchain, ini yang menjadi perhatian saya," pungkas Jack Ma.