Indeks Saham Tokyo Dibuka Lebih Rendah

Kontak Perkasa | Pemuda Ini Ajak Masyarakat Peduli Sampah Elektronik

Pemuda Ini Ajak Masyarakat Peduli Sampah Elektronik

Kontak Perkasa - Kehadiran alat elektronik dan gadget menjadi semakin umum dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, kadang kita tidak memikirkan apa yang harus dilakukan terhadap alat elektronik yang rusak.

Kehadiran sampah elektronik di lingkungan semakin meningkat. Berdasarkan data Electronics TakeBack Coalition, pada tahun 2016 ada 20 hingga 50 juta metrik ton sampah elektronik (e-waste) yang dibuang di seluruh dunia.

E-waste yang dibuang sembarangan berpotensi untuk meracuni air dan tanah serta dapat berakibat fatal bagi kesehatan. Ini dikarenakan material yang digunakan dalam alat elektronik mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).

Fakta inilah yang mendorong Rafa Jafar untuk mendirikan gerakan EWasteRJ. Dengan dibantu ibunya, pemuda berusia 15 tahun ini sudah hampir tiga tahun mencoba untuk mengumpulkan dan mendaur ulang e-waste.

"Saya membuat survei dulu, dari 100 orang hanya 5% yang mendaur ulang sampahnya sendiri," kata Rafa dalam peluncuran buku Sampah Baterai di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/7/2018).

Baca juga : 2018, Emas dan Dolar Pilihan Menarik untuk Investasi Berjangka

"Kebanyakan ada yang disimpan di rumah, kebanyakan ada yang dibuang sembarangan. Berarti rata-rata masyarakat itu belum tahu harus dikemanain sih ini sampah elektronik yang ada di rumah," tambahnya.

Menurut Rafa, bagian paling penting dari gerakannya adalah sosialisasi apa itu sampah elektronik dan bagaimana membujuk masyarakat untuk membuang sampah elektroniknya di dropzone milik EWasteRJ.

Proses pengelolaan sampah elektronik oleh EWasteRJ memiliki beberapa tahap. Pertama, EWasteRJ bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan perusahaan TLI untuk menyatukan semua sampah yang sudah terkumpul.

Kemudian semua sampah yang telah dikumpulkan dipilah sesuai jenisnya, seperti handphone, kabel, laptop, mouse dan keyboard. Lalu sampah elektronik dipisah lagi sesuai materialnya, seperti kaca dan plastik. Material ini yang kemudian didaur ulang untuk menjadi bahan baku untuk digunakan kembali.

"Pokoknya semua akan sustained. Jadi setelah dipakai, didaur ulang, dipakai lagi, jadi dibuat bahan baru lagi," kata remaja yang akrab disapa RJ ini.

Gerakan EWasteRJ ternyata memiliki relawan yang tersebar di seluruh Indonesia. "Saat ini sudah ada di Manado, di Yogya, Palembang sama Depok," ujar Rafa.

Baca juga : KPF: Bisnis Investasi Masih Menarik pada 2018

Gerakan yang dibuat Rafa juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah. "Saya sangat mengapresiasi atas inisiasi RJ membuat gerakan membuang sampah elektronik, dan membuat buku yang dapat mengedukasi anak-anak lain," kata Tenaga Ahli Menteri Lingkungan Hidup, Tuti Hendrawati saat ditemui di tempat yang sama.

"Harapan saya komunitas yang dibentuk RJ menjadi wadah tersendiri bagi anak-anak lain untuk lebih peduli lingkungan dan tahu bagaimana memilah limbah," ucap Tuti.