Indeks Saham Tokyo Dibuka Lebih Rendah

Kontak Perkasa | Peluru Nyasar ke Dewan Berujung Rencana Pemindahan Arena Tembak

Peluru Nyasar ke Dewan Berujung Rencana Pemindahan Arena Tembak


Kontak Perkasa - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendukung usul relokasi Lapangan Tembak Senayan. Dukungan itu dilatarbelakangi insiden peluru tajam yang menembus kaca ruang-ruang kerja para anggota dewan di Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Kami melihat bahwa tempat ini (Lapangan Tembak Senayan) memang punya risiko yang besar, karena itu lebih baik berada yang bebas dari resiko untuk kegiatan tembak menembak," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (18/10/2018).

Baca juga : Bitcoin 'Bikin Sakit', Lebih Baik Pilih Emas

"Karena latihan-latihan di situ punya potensi tetangga dan tadi saya lihat datanya ternyata ini bukan insiden yang pertama atau kedua. Bahkan ini sudah berkali-kali terjadi. Kemungkinan besar ujungnya akan ada relokasi," sambung Anies.

Diketahui polisi menyatakan peluru tajam yang menembus kaca Gedung DPR berasal dari peluru nyasar dua orang penembak yang sedang berlatih di Lapangan Tembak Senayan, Senin (15/10). Dua penembak itu berinisial IAW dan MRY, keduanya kini berstatus tersangka di Polda Metro Jaya.

Anggota dewan pun beramai-ramai minta Lapangan Tembak Senayan direlokasi. Hal itu diminta demi alasan keselamatan, agar kejadian serupa tak terulang di kemudian hari.

"Ya lebih baik (lapangan tembak dipindah), karena itu kan daerah rawan. Kalau latihan tembak itu sebaiknya yang lebih safety lah, kita lebih setuju itu," ujar Sekretaris F-PKB DPR Cucun Ahmad Syamsurijal kepada detikcom, Selasa (16/10).

Ketua Fraksi Hanura Inas Nasrullah Zubir menilai pemasangan kaca antipeluru tak efektif untuk mengatasi masalah ini. Karena jika benar peluru nyasar, maka ini dapat membahayakan lingkungan lainnya yang terletak di sekitar Lapangan Tembak.

"Jika memang benar akibat peluru nyasar dari lapangan tembak, maka yang harus dipindah adalah lapangan tembaknya, bukan kacanya yang diganti anti peluru. Lapangan tembak tersebut memang sudah harus dipindah, karena berada di lingkungan padat manusia. Jadi nyasarnya bisa saja kearah lain kan?," tutur Inas saat dihubungi detikcom, Rabu (17/10).

Ketua Fraksi PAN Mulfachri Harahap pun senada, dia mengatakan sebaiknya keberadaan lapangan tembak di samping Gedung DPR dipindah ke lokasi lainnya. "Kan tempat latihan menembak bisa digeser lah. Itu urusan pihak yang berwenang lah, bisa tata kota dan segala macam," ucapnya.

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyampaikan saran-sarannya terkait lokasi menembak yanga aman. Kalau di dalam kota, ujar Fahri, tempat menembak bisa dia bawah tanah. Sedangkan jika dia luar kota, alam terbuka seperti hutan bisa jadi pilihan.

"Lapangan tembak harusnya direnovasi, jangan di situ lagi. Kalau dia di dalam kota, underground harusnya, jangan di atas. Bahaya. Bisa banyak peluru nyasar. Namanya juga orang megang senjata, lagi diperbaiki, lagi ngelap, lagi ngokang. Sebaiknya itu di tempat di bawah kalo dalam kota," ungkap Fahri.

"Kalau di luar kota, ya boleh di tempat terbuka, di tengah hutan, di kompleks militer," imbuh dia.

PDI Perjuangan pun mendukung seruan para dewan. PDIP mengusulkan lapangan tembak dialihfungsikan jadi pusat kuliner. "Ya kita dukung. Nanti kita bisa jadikan pusat kuliner," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di kantornya, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat hari ini.

Sebelumnya diberitakan ruang kerja enam anggota DPR jadi korban peluru nyasar pada Senin. Adalah anggota DPR Fraksi Gerindra Wenny Warouw yang pertama mengaku hampir terkena peluru nyasar itu di ruangannya, Lantai 16 Gedung Nusantara I. Kemudian anggota DPR Fraksi Golkar Bambang Heri Purnama di lantai 13.

Selang dua hari, dua anggota Fraksi Partai Demokrat turut melapor temuan peluru tajam dan lubang bekas tertembus peluru. Keduanya adalah Vivi Sumantri Jayabaya di lantai 10 dan Khatibul Umam Wiranu dia lantai 9.

Sedangkan di ruang politikus PAN Totok Daryanto di lantai 20 dan PDIP Perjuangan Effendi Simbolon di lantai 6 yang terkena peluru nyasar, hanya ditemukan bekas tembakan, namun tak ditemukan proyektil.