Indeks Saham Tokyo Dibuka Lebih Rendah

Kontak Perkasa | Rahasia Menjadi Tamu Allah

Rahasia Menjadi Tamu Allah

Kontak Perkasa - Orang yang bergelimang harta tak menjamin diundang oleh-Nya. Sebaliknya, mereka yang terlihat sangat sederhana ternyata mendapat kesempatan lebih dulu menuntaskan rukun kelima.

Ini namanya panggilan, bukan semata-mata soal uang. Ya, sinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' bukan sembarang cerita fiksi. Sejatinya di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia, kisah soal 'Haji Sulam'--karakter di film 'Tukang Bubur Naik Haji'--memang benar adanya.

Bahkan, sudah di luar batas nalar hitung-hitungan kalkulator manusia. "Kok bisa ya tukang bubur naik haji? Dia cuma tukang cuci tetapi lebih dulu dipanggil ke Tanah Suci," tanya sebagian orang.

Sebaliknya, mereka yang berduit dengan 'tabungan tanpa nomor seri' tak serta merta bisa otomatis naik haji. Okelah, di atas kertas ia bisa dengan mudah membeli paket terbaik nan termahal di biro perjalanan bonafid agar bisa disertakan dalam rombongan haji khusus.

Namun kalau memang belum rezekinya, pasti ada saja kendala. Mungkin sebagian dari kita sudah sering mendengar jika ada yang sudah menggelar Walimatus Safar--pertanyaan seseorang sebelum naik haji--dengan mengundang banyak orang tetapi pada akhirnya tak jadi berangkat. Seribu satu hal bisa menjadi alasan, tetapi kembali lagi, ini tergantung panggilan.

Baca Juga : Menengok prospek bisnis investasi di tahun politik

Ustaz Ismail Marzuki, pembimbing jemaah haji khusus Maktour mengatakan, hadiah terindah dalam hidup manusia yang tidak bisa tergantikan sejatinya ada dua perkara. Pertama, ketika Allah menganugerahkan Iman Islam. Kedua, kita ditakdirkan untuk bisa bersimpuh, bersujud di dua kota suci: Mekah dan Madinah.

"Kita tidak tahu amalan apa yang pernah kita lakukan sehingga dengan amalan itu Allah turunkan keridaan-Nya kepada kita. Ini agak sedikit merinding memang, di belakang kita mungkin ada orang yang sedekah sembunyi-sembunyi atau memang kita pernah menolong orang tanpa sepengetahuan orang siapapun, yang tahu hanya Allah dan kita saja," jelasnya.


Ia menambahkan, inilah cara Allah menurunkan keridaan dan rahmat-Nya. Ini merupakan suatu sesuatu yang 'given' alias hadiah dari Sang Pencipta.

"Kita tidak tahu, tiba-tiba ada orang yang kesehariannya sederhana, tukang bersih-bersih datang keridaan Allah SWT dan diantarkan menuju Tanah Suci. Jadi dengan apa? Wallahualam, itu semua rahasia Allah SWT," lanjut Ustaz Ismail.

Memang secara fikih, syarat haji adalah mampu baik dalam bekal maupun dalam perjalanannya. Tapi secara hakekat adalah sejatinya yang mengundang dan memberi kemampuan itu Allah SWT.

"Beruntunglah bagi kita yang ditakdirkan oleh Allah SWT untuk datang ke bumi Arafah. Ini adalah karunia yang paling besar, rasa syukur inilah yang kita tonjolkan, Kita tidak pernah tahu amalan apa yang pernah kita lakukan sehingga mengundang rahmat Allah SWT," pungkasnya.