Indeks Saham Tokyo Dibuka Lebih Rendah

Australia Disebut Target 'Mudah' untuk Peretas

Australia Disebut Target 'Mudah' untuk Peretas

PT Kontak Perkasa - Pakar keamanan siber Australia menyerukan tindakan pemerintah yang lebih agresif untuk melindungi bisnis dari serangan ransomware. Para ahli telah memperingatkan "tsunami kejahatan dunia maya" telah merugikan ekonomi global sekitar $743 miliar.

Perusahaan besar dapat menjadi target yang menarik bagi penjahat dunia maya yang dapat memeras jutaan dolar setelah mencuri informasi komersial yang sensitif.

Pusat Penelitian Koperasi Keamanan Siber adalah kolaborasi antara perwakilan industri, pemerintah Australia, dan akademisi.

Kepala eksekutifnya, Rachael Falk, yakin Australia adalah sasaran empuk para peretas karena pertahanan siber bisa lemah.

Konsekuensi bagi bisnis bisa sangat ekstrem. Mereka dapat kehilangan data berharga, atau dibocorkan atau dijual oleh pencuri dunia maya. Dalam beberapa kasus, peretas dapat menonaktifkan seluruh operasi organisasi. Pada bulan Maret, serangan siber mengganggu siaran Channel Nine, salah satu jaringan berita televisi komersial paling populer di Australia. Mereka meminta bantuan dari Direktorat Sinyal Australia, sebuah badan intelijen pemerintah.

Para peneliti ingin pemerintah meminta perusahaan Australia untuk memberi tahu pihak berwenang ketika mereka menjadi sasaran.

Mereka juga ingin kejelasan tentang apakah membayar uang tebusan itu legal. Para ahli mengatakan hukum Australia tidak menjelaskan apakah memberikan uang kepada peretas merupakan pelanggaran pidana.

Ada juga seruan agar pemerintah menggunakan insentif pajak untuk mendorong bisnis Australia berinvestasi dalam keamanan siber.

Tahun lalu, lembaga pemerintah federal mengatakan China bertanggung jawab atas serangkaian serangan siber terhadap institusi Australia, termasuk rumah sakit dan perusahaan milik negara.

Sumber: VOA

 

Kontak Perkasa Futures
PT Kontak Perkasa
PT Kontak Perkasa Futures